Ade Kurniawati

Seorang guru BK yang ingin selalu menulis. Karena dengan tulisan, saya menjadi ingat kejadian yang telah dialami....

Selengkapnya
Navigasi Web

Kebersamaan AX-Three di Pulau Mandeh

Saat wali kelas X3 SMAN 5 Sijunjung cuti melahirkan, aku menggantikannya sebagai wali kelas sementara. Aku membentuk sosialisasi dan karakter siswa dengan menyusun denah kelas. Aku menyatukan siswa yang nilainya tertinggi dan terendah. Aku berharap siswa yang nilainya rendah bisa belajar kepada siswa yang nilainya tinggi. Aku juga ingin siswa yang nilainya tinggi bisa membagi kecerdasannya.

Suasana seperti itu membuat semua siswa menyatu. Mereka berempati satu sama lain. Kami punya impian untuk jalan-jalan saat bulan April 2017. Kami menabung untuk rencana itu. Semua siswa sangat antusias. Kami mengingatkan satu sama lain apabila ada yang terlupa untuk menabung.

Bulan April pun tiba. Tanpa terasa kebersamaanku dengan X3 sudah tiga bulan. Namun, aku merasakan keakraban yang teramat sangat bahkan sampai saat ini. Kami pun mulai merancang perjalanan wisata yang telah kami persiapkan sejak Januari 2017. Kami mencari destinasi wisata yang nyaman dan mengagumkan. Mulanya, kami ingin mengunjungi pantai yang ada di Padang. Namun, aku memiliki usul yang menarik.

Beberapa hari sebelumnya, aku diajak oleh kelas XII untuk jalan-jalan. Sebenarnya, aku tak mau pergi. Mengingat sebentar lagi aku juga akan pergi jalan-jalan dengan X3. Mendengar tujuan wisata kelas XII adalah Pulau Mandeh, aku jadi penasaran. Namun, semua rencana diubah dalam perjalanan. Sebab, waktu tempuh ke Pulau Mandeh tidaklah sedikit, sedangkan bus pariwisata terlambat menjemput kami. Akhirnya, kami hanya pergi ke Puncak Anai di Padang Pariaman dan ke Pantai Padang.

Oleh karena itu, aku ingin mengusulkan kepada X3 untuk berwisata ke Pulau Mandeh. Aku menceritakan rasa penasaranku dengan lokasi itu. Siswa X3 setuju karena mereka merasakan penasaran yang sama denganku. Akhirnya, kami memesan bus pariwisata dan membayar uang mukanya. Kami semua tak sabar menunggu hari keberangkatan.

Saat pagi di hari keberangkatan, aku mengumpulkan siswa X3 untuk mengingatkan barang bawaan dan jam berkumpul di Simpang Empat Sumpur Kudus. Aku mengingatkan mereka untuk membawa nasi, lauk-pauk, dan camilan sekadarnya. Aku juga mengingatkan mereka untuk membawa handuk dan baju ganti kalau mereka akan mandi di Pulau Mandeh nanti. Kami sepakat untuk berkumpul pada pukul 22.00 WIB. Kami harus berangkat tengah malam agar tiba di Kota Padang pada subuh hari.

Bus pariwisata sudah datang. Kami naik dengan perasaan senang. Beberapa siswaku yang mabuk perjalanan memilih untuk tidur di atas bus. Kami tak terlalu lama tiba di Padang karena kondisi jalan sudah lengang. Saat tiba di Padang, tepatnya sebelum simpang Lubuk Begalung, bus berhenti di masjid. Kami pun melaksanakan shalat subuh berjamaah karena azan baru dikumandangkan.

Setelah shalat, kami meregangkan badan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan. Saat suasana pagi masih gelap, bus mengantarkan kami menuju Pulau Mandeh. Perjalanan kami sangat menyenangkan karena melewati jalan raya yang terbentang di pinggir laut. Kami melihat banyak lampu kelap-kelip layaknya kunang-kunang di tengah kegelapan. Lokasinya tak jauh dari dermaga Teluk Bayur.

Saat tiba di perbatasan Padang dan Pesisir Selatan, kami menemukan figura jalan raya yang masih menyala lampunya. Kami berhenti sejenak untuk mengambil kenangan. Aku diminta siswa X3 untuk berdiri di tengah saat berfoto. Kami pun melemparkan senyum kebahagiaan.

Kesalahpahaman terjadi saat perjalanan kami menuju ke Pulau Mandeh. Sebenarnya, lokasi tujuan kami sudah terlewati. Namun, supir bus mengira kami akan ke Pantai Carocok, Pesisir Selatan. Untungnya, aku menghubungi temanku terlebih dahulu pada malam sebelum keberangkatan. Aku ingat bahwa lokasi Pulau Mandeh ada di Tarusan, Pesisir Selatan. Aku terbiasa membaca setiap plang nama yang ada di kanan kiri jalan. Apalagi aku baru pertama kali menuju ke Pulau Mandeh.

Saat aku membaca tulisan Tarusan di salah satu plang nama di kanan jalan, aku merasa kalau tujuan kami semakin dekat. Namun, saat aku tak membaca Tarusan lagi, aku merasa cemas. Aku menanyakan dengan supir tentang keberadaan Pulau Mandeh. Supir bingung. Bukannya kami akan menuju Pantai Carocok? Pertanyaan supir itu langsung kujawab bahwa kami tidak sedang menuju Pantai Carocok, melainkan Pulau Mandeh. Bus berhenti dan putar balik.

Setibanya di pinggir pantai menuju Pulau Mandeh, kami memesan perahu bermotor dan berbahan bakar solar. Ada rasa takut menaikinya. Namun, impian kami menuju Pulau Mandeh begitu besar. Pulau Mandeh adalah serangkaian pulau-pulau kecil yang bisa dinikmati. Kami singgah di Pulau Setan, Pulau Cubadak, Pulau Seronjong Besar, Pulau Seronjong Kecil, dan Hutan Mangrove Sungai Gemuruh. Kami menikmati setiap sudut perjalanan dengan kebersamaan dalam cinta.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post